Ko-kemiringan Imbal Hasil Pasar (Edisi Zhu Jiantao)
factor.formula
Rumus ko-kemiringan imbal hasil pasar (CS):
dengan:
- :
Imbal hasil saham i pada waktu t. Imbal hasil ini biasanya dihitung menggunakan logaritma natural dari imbal hasil, dan rumus perhitungannya adalah $r_{i,t} = ln(P_{i,t}) - ln(P_{i,t-1})$, di mana $P_{i,t}$ mewakili harga saham i pada waktu t.
- :
Rata-rata imbal hasil saham i selama n hari perdagangan terakhir dihitung sebagai $\bar{r}{i} = \frac{1}{n} \sum{t=1}^{n} r_{i,t}$.
- :
Imbal hasil tolok ukur pasar (seperti Indeks CSI 300) pada waktu t. Imbal hasil ini biasanya dihitung menggunakan logaritma natural dari imbal hasil, dengan rumus $r_{m,t} = ln(P_{m,t}) - ln(P_{m,t-1})$, di mana $P_{m,t}$ mewakili harga tolok ukur pasar pada waktu t.
- :
Rata-rata imbal hasil tolok ukur pasar selama n hari perdagangan terakhir, dihitung sebagai $\bar{r}{m} = \frac{1}{n} \sum{t=1}^{n} r_{m,t}$.
- :
Jumlah hari perdagangan historis yang digunakan untuk menghitung ko-kemiringan umumnya adalah 20 hari perdagangan. Untuk memastikan validitas data, setidaknya 15 data imbal hasil harian yang valid diperlukan selama periode perhitungan.
factor.explanation
Faktor ini didasarkan pada teori ko-kemiringan dan menangkap risiko asimetris dari imbal hasil saham relatif terhadap imbal hasil pasar. Ko-kemiringan mengukur hubungan antara imbal hasil saham dan kuadrat imbal hasil pasar, yaitu bagaimana imbal hasil saham berubah ketika imbal hasil pasar menyimpang dari rata-ratanya. Faktor ini dinormalisasi menggunakan momen pusat orde ketiga (kemiringan) dari imbal hasil pasar, sehingga dapat dipahami sebagai sensitivitas imbal hasil saham terhadap kemiringan imbal hasil pasar. Secara khusus, faktor ini mengasumsikan bahwa saham dengan kemiringan sistematis rendah (yaitu, imbal hasil saham berkorelasi negatif dengan kuadrat imbal hasil pasar) memiliki premi risiko yang lebih tinggi. Hal ini karena investor cenderung menghindari saham yang turun lebih banyak ketika pasar jatuh. Oleh karena itu, membeli portofolio saham dengan kemiringan sistematis rendah dapat menghasilkan kelebihan imbal hasil. Faktor ini merupakan faktor risiko dan terkait dengan efek momentum. Hal ini juga dapat dianggap sebagai faktor sentimen karena mencerminkan penetapan harga pasar terhadap preferensi risiko saham.